Motivasi Seharga Rp 3.333,33 |
Ternyata bener banget bahwa setiap anak adalah unik, semakin sadar akan kenyataan itu sebagai seorang ibu. Betapa ajaibnya nak-anak kita, mereka lahir dari rahim kita, tapi bukan milik kita. Wajah mereka mirip dengan kita, tapi mereka bukan kita, tidak mungkin mereka berpikir seperti cara kita berpikir, mungkin mirip, tapi tak mungkin persis sama bukan? Sekeras apapun kita berusaha, mereka punya dunia dan cara mereka sendiri.
Meskipun dilahirkan dari rahim yang sama, setiap anak memiliki keunikan mereka sendiri. Seperti anakku yang pertama dan kedua, selain perbedaan jenis kelamin karakter mereka juga cukup berbeda. Anakku yang pertama selalu sangat semangat belajar, juga cenderung mandiri dalam belajar, cukup sedikit pujian, semangatnya yang sedikit melemah bisa kembali. Hingga kelas 4 SD sekarang ini, Si sulung hampir tidak pernah mengalami kesulitan dalam belajar, Tak perlu diingatkan dalam mengerjakan PR ataupun mempersiapkan buku dan perlengkapan sekolah. Semua dikerjakan sendiri.
Berbeda dengan kakaknya, anakku yang ke dua ternyata cukup jauh berbeda. Untuk belajar membaca saja susahnya minta ampun. Aku percaya dia bukannya bodoh, hanya saja aku belum menemukan cara yang cespleng untuk membuatnya semangat belajar. Beberapa upaya sudah aku coba, dari memberikan pujian, menjanjikan hadiah, sampai kadang tidak bisa menahan diri untuk tidak mengomel(maaf ya nak....). Semua mentaaallll.... :(
Suatu hari ada acara expo di kotaku, kami sekeluarga menyampatkan diri mampir kesana, sekedar lihat-lihat. Lalu sampailah kita di stand yang menjual beberapa jenis buku, anak-anak pun sangat antusias. Aku tertarik dengan obral buku yang ditawarkan, 3 buku seharga Rp 10.000, 00. Terdiri atas buku-buku untuk belajar mewarnai, membaca, menulis, dan berhitung. Selain buku-buku yang dipilih anak-anak sendiri, aku memilih 3 buah buku untuk belajar membaca dan menulis. Bukuny asebenarnya tidak terlalu istimewa, sesuai dengan hrganya, cukup tipis, hanya terdiri atas 36 halaman ukuran 14 x 20 cm. Iseng saja, barangkali bisa membantu anak-anak belajar membaca dan menulis, pikirku.
Sampai di rumah, aku coba tawarkan buku itu pada Haidar anakku. Awalnya dia tidak tertarik, tapi setelah serentetan rayuan maut, akhirnya dia mau juga. Kebetulan di bagian bawah setiap halaman juga terdapat kolom untuk penilaian. Setelah menyelesaikan membaca dan menulis pada halaman pertama, aku berikan nilai seperti aku menilai pekerjaan anak-anak di sekolah.
Tak kusangka tindakan kecil itu ternyata sangat berpengaruh pada sikap haidar, sejak hari itu, haidar selalu sangat semangat belajar dengan buku tersebut. MUngkin bukan pada bukunya, "pemberian nilai " yang sebenarnya menjadi kuncinya. Sebagai orang tua ternyata selama ini aku kurang menyadari bahwa hal-hal sepele semacam itu ternyata cukup berharga bagi anak.
0 komentar