Kiat Sukses Mendidik Siswa Kompeten dan Siap Kerja

Beberapa waktu yang lalu saya menerima pesan inbox dari salah satu Siswa yang sudah lulus dan bekerja di perusahaan : "Terima Kasih Pak Agung, Berkat Didikan Pak Agung dulu yang Tegas, saya baru benar-benar merasakan dan beradaptasi di tempat kerja sekarang. Motivasi-motivasi bapak sangat cocok dengan apa yang terjadi dan saya alami, sehingga saya sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya untuk menghadapinya". 

Saya benar-benar terharu (agak GR dikit) karena bukan kali  ini saja siswa saya yang sudah bekerja / kuliah di PTN menyampaikan rasa terima kasih pada Gurunya.

Tak jarang pula, dulu siswa yang sangat terkenal bandel , urakan, tidak serius dalam sekolah dan selalu berhadapan dengan saya serta merasakan berbagai "Kekejaman dan Ketidakadilan" dari apa yang saya lakukan terhadap mereka, tetapi tidak disangka-sangka, justru setelah lulus dan merasakan di dunia nyata , mereka menyampaikan terima kasih atas didikannya dulu itu dengan berbagai hal. 

Berfoto bersama setelah Pengibaran bendara 17 Agustus
Maaf, disini saya bukan curhat, tetapi berbagai pengalaman dengan bapak ibu Guru yang lain serta tidak bermaksud menggurui senior-senior Guru yang sudah berpengalaman, ini untuk sharing pendidikan saja. 

Lantas apa sih yang menyebabkan peserta didik kita terkesan tidak mau mendengarkan , melaksanakan atau memenuhi dari apa yang kita sampaikan kepada mereka ?? . Saya yakin semua Guru akan selalu memberikan yang terbaik buat siswanya, tetapi kenapa siswanya terkesan tidak menerima ??

Bercengkrama dengan Alumni TKJ saat buka Bersama yang diadaka
Dari pengalaman saya sendiri mengajar, ada beberapa faktor yang  penting  yang selalu saya perhatikan dalam mengajar mereka (ini cara yang  saya lakukan, mungkin berbeda dengan yang dilakukan oleh bapak ibu guru di lain tempat) :
  1. Guru Tidak Menarik dihadapan Siswanya
    Dekat dengan siswa dan terapkan disiplin secara wajar
    Guru tidak menarik disini bukanlah dilhat dari segi wajah , penampilan  atau  keren, tetapi tidak menariknya karena guru tidak mempunyai Chemistry yang bisa ditunjukkan oleh siswanya. Kebanyakan guru mempunyai sifat satu side saja. antara Galak dan Cuek, antara Disiplin dan tidak disiplin, sehingga mempunyai sifat berlebih-lebihan dihadapan siswa, sehingga siswa akan menilai "Pak itu Galak banget" atau "Pak itu Cuek banget"  menjadikan peran yang salah tersebut akan dimaknai siswa sebaga negatif. Mungkin guru yang Galak dan killer itu untuk memberikaan pembelajaran kepada siswa harus berbuat sesuatu itu sempurna, perfect dan Guru yang cuek itu memberikan pelajaran kepada siswa untuk mandiri karena sudah besar bisa mikir sendiri tetapi kalau kita berperan hanya satu side saja pasti akan dianggap siswa sebagai Kolot dan tidak peduli. Lantas bagaimana seharusnya kita berperan ?
    Bersama Siswa dari Aktifis Dakwah Sekolah yang mengadakan Baksos di  Desa Tertinggal

    Sebaiknya kita menerapkan Prinsip "Menerapkan Disiplin kepada mereka, dan Peduli dan membantu mereka ketika menerapkan displin langkah demi langkah". Tidak semua siswa akan menerapkan disiplin yang kita terapkan kalau kita tidak peduli dengan mereka, hambatan-hambatan mereka menerapkan disiplin sehingga kita akan lebih mengerti dan memahami kenapa mereka tidak disiplin.  dengan kepedulia kita terhadap mereka, 

    Pengalaman saya dari menerapkan prinsip ini adalah, kita sebagai guru harus bersikap Fleksible, dimana siswa yang berbuat salah kita hanya fokus pada kesalahannya, setelah itu kita kasih kesempatan kepada dia untuk memperbaiki kesalhannya dengan dipantau , peduli sehingga mereka merasa benar-benar di didik oleh gurunya. Penananganan dengan cara ini sangat besar hasilnya, Siswa peserta didik akan mendengarkan kita dengan serius dan mengaplikasikan semua ilmu yang dia dapat.

  2. Tunjukkan Kepada Mereka bahwa Anda Menerapkan Disiplin seperti Mereka
    Ada Cerita fakta : "Suatu pagi saya didatangi 2 orang siswa di Lab TKJ, mereka langsung menghadap dan meminta konsekuensi kepada saya karena terlambat 5 menit masuk sekolah. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya mengapresiasikan kejujuran mereka berdua dan tidak saya kasih konsekuensi. 

    Tetapi mereka berdua sampai ngotot tetap meminta hukuman sampai menunggu berjam-jam berdiri didepan saya. Akhirnya saya yang mengalah, saya hukum mereka berdua, 1 minggu menyapu lab."

    Yang jadi pont dari cerita saya diatas adalah :  Saya tidak tahu mereka terlambat, Didepan gerbang juga tidak ada penjaga guru yang memantau terlambat atau tidak tetapi kenapa siswa, tetapi kenapa mereka menghadap saya dan mengaku jujur atas apa yang dia alami waktu itu ??

    Kenapa perilaku mereka seperti itu ? tentunya bukan karena tidak ada sebab. Sebagai Guru kita juga harus fair, tidak Jarkoni (Ngajar-ngajar ora ngelakoni) . Kita juga harus bis amenunjukkan Komitmen disiplin kepada meraka. Saya tidak akan Absen Guru jika terlambat, dan itu menjadi perjanjian saya dengan siswa saya, apabila saya terlambat  konsekuensinya adalah saya tidak absen. Dan juga apabila saya tidak mengajar karena keperluan dinas atau hal-hal tertentu, saya akan ganti dilain waktu. Dengan cara seperti ini maka siswa akan segan apabila tidak disiplin arena gurunya juga membuktikan kepada meraka tidak hanya sekedar slogan.

  3. Buktikan Anda Kompeten di Bidangnya kepada Peserta Didik Anda !

    Praktikum Wireless Broadband
    Point adalah point tersulit dan Sangat membutuhkan Kerja keras , energi , waktu dan tenaga yang tidaklah sedikit. Di Point inilah Kita akan benar-benar layak dinilai Guru oleh peserta didik. Peserta didik tidak peduli dangan pangkat dan jabatan kita di sekolah, mau jadi kepsek, waka atau kepala jurusan sekalipun, yang menjadi fokus utama mereka adalah, Apakah Kita ini sudah Layak sebagai guru didepan Perserta didik kita ?

    Tunjukkan kita mampu dihadapan mereka
    Jika dipoint ini anda gagal membuktikan kepada mereka tentang Kompetensi Anda mengajar, maka runtuhlah kepercayaan siswa terhadap kita dengan prosentase yang besar, Siswa akan mengalami kekecewaan yang berkesinambungan sampai mereka lulus sehingga dalam waktu2 produktif itu mereka akan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Ini Hal ini karena wujud kekecewaan mereka merasa tidak akan mendapat apa-apa sehingga berakibat tidak produktifnya daya nalar dan pikir mereka menjadikan mencari hal-hal lain yang menurut mereka dapat memberi kenyamanan.

    Saya yakin para Guru sudah pada tahu bahwa kita harus terus mengasah ilmu kita lebih dalam lagi agar bisa memberikan yeng terbaik buat peserta didik kita.

  4. Tunjukkan Kepada Mereka, Anda memberikan Fasilitas belajar  dengan baik
    Walaupun dalam Kondisi Ekstrim, mereka tetap praktikum 

    Walaupun dalam Kondisi Ekstrim, mereka tetap praktikum 
    Hal ini juga penting untuk memberikan mereka fasilitas-fasilitas pembelajaran sehingga dapat mengurangi rasa bosan dalam belajar. metode-metode pembelajaran yang kita lakukan disertai dengan fasilitas semampu kita dan sekolah. Jangan menggantungkan semuanya kepada sekolah, kita sebagai Guru dituntut mampu kreatif menciptakan fasilitas-fasilitas sederhana tetapi bermanfaat bagi mereka.
  5. Berikan Kepada Mereka Kepercayaan.  Keleluasaan dalam Berekspresi dan Tanggung Jawab sesuai dengan Norma-norma yang berlaku.
    bersama Siswa  Pengurus ADS dan OSIS dalam Baksos di Desa Pelosok
    Kadang dalam acara tertentu, siswa hanya dijadikan obyek oleh gurunya atau isitilahnya hanya Kacung yang disuruhu kesana kemari. Sudah saatnya kita memberikan kepercayaan kepada mereka untuk berekspresi dalam setiap kegiatan dan kita sebagai Guru hanya memberikan garis-garis pembatas yang tidak boleh dilalui mereka. Cara ini sangat cocok digunakan di SMA/SMK untuk mendidik mereka Tanggung jawab  dan Amanah secara nyata. Kadang hal sepele dapat menjadikan mereka segan dengan kita, misalnya kita memberikan mereka kepercayaan mengelola Lab, mengelola kegiatan studi banding atau hal-hal lainnya sehingga mereka akan menilai gurunya tidak seperti yang kita harapkan
Demikian Kiat Sukes Mendidik Siswa siap kerja!
Semoga Bermanfaat


Agung Sulistyo

0 komentar