Perjalanan Ilmiah “Si Anak Batu” dalam Menuntut Ilmu

Bulugul Maram
Buku Karangan Ibu Hajar Al-Asqolani
Pernahkah kamu mendengar kisah seorang ulama bernama Ibnu Hajar Al ‘Asqolani? Beliau menulis kitab sejak berusia 23 tahun, beberapa karya beliau yang terkenal ialah: Kitab Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah dan lain-lain. menurut Imam asy-Syakhawi(salah satu murid beliau), karya Ibnu Hajar Al ‘Asqolani mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian besar karya beliau berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayatnya (kajiannya). 

Selain ulama, Ibnu Hajar Al ‘Asqolani juga terkenal sebagai hakim yang memiliki sifat rendah hati, , sabar, kehati-hati dalam mengambil keputusan, dermawan, suka mengalah, dan  bergaul dengan baik dengan siapa saja. Hebat bukan? Tapi tahukah kamu, apa arti kata “Ibnu Hajar” dalam bahasa Arab Ibnu berarti anak sedangkan hajar artinya batu. Jadi Ibnu Hajar artinya “Anak Batu”. Kenapa beliau enyandang nama seperti itu? Mari kita simak kisah beliau yang melegenda!

Sebenarnya nama asli beliau adalah Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Hajar, al Kinani, al ‘Asqalani, asy Syafi’i, al Mishri. Beliau lahir di Mesir pada bulan Sya’ban tahun 773 H. Saat masih bayi,  ibu beliau wafat, kemudian pada usia 4 tahun bapaknya juga wafat. sebelum wafat, bapaknya sempat berwasiat kepada dua orang yang alim untuk mengasuh Ibnu Hajar yang masih kecil itu. Dua orang tersebut adalah  Zakiyuddin al Kharrubi dan Syamsuddin Ibnul Qaththan al Mishri.
Meski telah yatim piatu, Ibnu Hajar kecil beliau sangat bersemangat dalam belajar. Beliau masuk kuttab (seperti Taman Pendidikan al Qur’an) setelah  berusia lima tahun. Beliau berhasil menghafal al Qur’an ketika saat berusia sembilan tahun. Beliau juga  menghafal kitab-kitab ilmu sejak masih kecil.

Sebenarnya saat awal beliau belajar di kuttab, walaupun sangat rajin, namun beliau juga dikenal sebagai murid yang bodoh, dalam belajar beliau selalu tertinggal jauh dari teman-temannya. Beliau sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah di ajarkan di sekolah. Hal ini sempat membuat Ibnu Hajar patah semangat.  Suatu hari Beliau memutuskan untuk pulang dan meninggalkan sekolahnya. Dalam perjalanan pulang, hujan turun sangat lebat. Terpaksa beliau berteduh dalam sebuah gua. Di dalam gua beliau menemukan sebuah pemandangan yang unik. Beliau melihat air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh di atas sebuah batu. Dan ternyata tetesan air tadi mampu melubangi batu tersebut, beliaupun tertegun.

Beliau berpikir, apa yang dilihatnya adalah sebuah keajaiban. Kemudian beliau merenung, hingga dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena tetesan air yang terus menerus. Dari peristiwa tersebut, saat itu beliau tersadar bahwa betapapun kerasnya sesuatu jika ia di asah terus-menerus, maka ia dapat manjadi lunak. Batu sekeras itu saja bisa dilubangi oleh tetesan air, apalagi kepalanya yang tidak sekeras batu. Sejak saat itu beliau yakin, jika  tekun belajar, dengan disertai kesabaran, kepalanya pasti dapat menyerap semua pelajaran.  Semangat beliaupun tumbuh kembali.

Beliau memutuskan untuk kembali ke sekolahnya. Saat menemui gurunya, beliau  menceritakan peristiwa yang baru saja  dialaminya. Melihat semangatnya yang tinggi, gurunya pun berkenan menerimanya kembali untuk menjadi murid disekolah itu. Sejak saat itu perubahan besar terjadi dalam diri Ibnu Hajar. Bahkan beliau manjadi murid yang paling cerdas, malampaui teman-temannya yang telah manjadi para Ulama besar. Dan karena perubahan dirinya dimulai saat mengamati batu dalam gua tadi, maka kemudian beliau lebih dikenal dengan julukan “Ibnu Hajar”…. Si Anak Batu.

Dari kisah Ibnu Hajar di atas, hikmah yang dapat kita petik adalah bahwa jika kita benar-benar ikhlas dan tekun belajar pasti kita akan berhasil. Kita tidak boleh menyerah apalagi putus asa, karena kegagalan itu hal yang bisa dialami siapa saja, jika Anda berhasil bangkit dari kegagalan tersebut, itu baru hebat.

Referensi:
http://ceritapenyejukhati.blogspot.com/2013/09/kisah-ibnu-hajar-si-anak-batu.html
http://kisahmuslim.com/ibnu-hajar/
http://pustakaimamsyafii.com/ibnu-hajar-al-asqolani-773-852-h.html

1 komentar: