Musik Karawitan Jawa |
Apa itu musik Karawitan? Istilah musik Karawitan terkenal sudah ada sejak tahun 1950. Pada saat itu para pakar resah jenapa kita mengambil kata musik dari barat dan bukan diambil dari bahasa Indonesia asli. Oleh karena disepakatilah nama Karawitan menjadi nama resmi musik tradisional dari Indonesia. Hal tersebut telah disampaikan oleh Dirjen Kebudayaan periode tahun 1993 s/d 1999 Bp. Edi Sedyawati, ketika ditemui di kantor RRI Jakarta, Rabu (22/10/2014).
“Musik Karawitan tidak hanya berbentuk musik gamelan seperti yang dikenal, tetapi juga musik-musik tradisional lainnya, seperti Sasando, dan sebagainya,” kata Edi.
Dalam rangka mendekatkan dan mengenalkan karawitan khalayak kaum muda, pemerintah dalam hal ini Kemdikbud bekerja sama dengan pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta mengadakan Konser Karawitan untuk kawula Muda Indonesia ke-8. Konser ini akan diselenggarakan pada tanggal 28 s.d. 29 Oktober 2014 di Gedung Kesenian Jakarta.
Penyelenggaraan konser ini merupakan inisiasi dari Edi Sedyawati dan Arief Rachman yang ingin mendekatkan karawitan kepada para pemuda Indonesia. Edi mengharapkan kaum muda tidak kehilangan sentuhan dan kecintaan terhadap karawitan. “Sejak muda kita ingin (mereka) sudah dibiasakan mengapresiasi dan mempraktikan bermain musik karawitan, sehingga musik tersebut tidak terlupakan,” ucap Edi.
Edi mengatakan, karawitan memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. Melalui musik ini dapat dibangun kebersamaan di dalam lingkungan. Selain itu, generasi muda juga dapat saling mengenal satu sama lain dari berbagai suku bangsa. Karawitan dapat menjadi pintu masuk dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Pada kesempatan yang sama, Jabatin Bangun sebagai kurator dalam konser Karawitan Muda Indonesia ini mengemukakan, penyelenggaraan konser ini dapat mendekatkan dan mengajak para pemuda untuk mendengarkan, mendekatkan, dan bermain karawitan. Hal tersebut sebagai upaya untuk mewariskan musik tradisional Indonesia yang kaya akan keragaman. “Karawitan pun juga memiliki banyak gaya dan sistem yang berbeda dengan musik-musik yang lain,” ujar Dosen Institut Kesenian Jakarta ini.
Pemuda yang akan bermain musik pada acara ini, kata Jabatin merupakan kebanggaan daerah masing-masing. Melalui karawitan, pemuda memiliki peluang untuk menjadi tokoh musik tingkat nasional. “Ketika mereka dewasa dan menekuni karawitan, maka mereka akan menjadi toko musik tradisonal secara nasional,” pungkasnya. (Seno Hartono)
“Musik Karawitan tidak hanya berbentuk musik gamelan seperti yang dikenal, tetapi juga musik-musik tradisional lainnya, seperti Sasando, dan sebagainya,” kata Edi.
Dalam rangka mendekatkan dan mengenalkan karawitan khalayak kaum muda, pemerintah dalam hal ini Kemdikbud bekerja sama dengan pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta mengadakan Konser Karawitan untuk kawula Muda Indonesia ke-8. Konser ini akan diselenggarakan pada tanggal 28 s.d. 29 Oktober 2014 di Gedung Kesenian Jakarta.
Penyelenggaraan konser ini merupakan inisiasi dari Edi Sedyawati dan Arief Rachman yang ingin mendekatkan karawitan kepada para pemuda Indonesia. Edi mengharapkan kaum muda tidak kehilangan sentuhan dan kecintaan terhadap karawitan. “Sejak muda kita ingin (mereka) sudah dibiasakan mengapresiasi dan mempraktikan bermain musik karawitan, sehingga musik tersebut tidak terlupakan,” ucap Edi.
Edi mengatakan, karawitan memiliki kekuatan yang sangat luar biasa. Melalui musik ini dapat dibangun kebersamaan di dalam lingkungan. Selain itu, generasi muda juga dapat saling mengenal satu sama lain dari berbagai suku bangsa. Karawitan dapat menjadi pintu masuk dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Pada kesempatan yang sama, Jabatin Bangun sebagai kurator dalam konser Karawitan Muda Indonesia ini mengemukakan, penyelenggaraan konser ini dapat mendekatkan dan mengajak para pemuda untuk mendengarkan, mendekatkan, dan bermain karawitan. Hal tersebut sebagai upaya untuk mewariskan musik tradisional Indonesia yang kaya akan keragaman. “Karawitan pun juga memiliki banyak gaya dan sistem yang berbeda dengan musik-musik yang lain,” ujar Dosen Institut Kesenian Jakarta ini.
Pemuda yang akan bermain musik pada acara ini, kata Jabatin merupakan kebanggaan daerah masing-masing. Melalui karawitan, pemuda memiliki peluang untuk menjadi tokoh musik tingkat nasional. “Ketika mereka dewasa dan menekuni karawitan, maka mereka akan menjadi toko musik tradisonal secara nasional,” pungkasnya. (Seno Hartono)
0 komentar