Kontroversi Menkepri Susi Pudjiastuti di Kabinet Kerja

Belum genap 1 hari mereka resmi menjadi menteri, media sudah digegerkan dengan salah satu sosok menteri yang begitu sangat berbeda dengan menteri yang lain di pemerintahan Kabinet kerja Jokowi.

Baru saja menjabat beberapa jam sudah menjadi bulan-bulanan media masa dan ditelanjangi sosoknya. Dia adalah menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti. Kenapa begitu kontroversi ?

Karena dari berbagai sumber media yang valid, Menteri ini ketika diwawancarai sambil merokok, dimana  di budaya timur, Wanita merokok didepan publik merupakan hal yang sangat tabu. 

Belum lagi  Wanita yang katanya dapat banyak penghargaan ini belum tamat SMA dan tak sungkan merokok saat diwawancarai di Kompleks Istana Presiden. 

Sambil asik menghisap rokoknya, Susi menjawab pertanyaan dari para wartawan dengan akrab. "Setop dong, biar aku bisa selesaikan rokok ini sampai habis," ujarnya.



Kontroversi Menteri Kelautan dan perikanan di Kabinet kerja ini tidak berhenti disitu, dari beberapa wanita yang diangkat sebagai menteri oleh Jokowi, Susi berpenampilan paling nyentrik. Ia memiliki rambut berwarna cokelat dan bertato. Karena itu, sejumlah komentar pedas menolak Susi sebagai menteri disuarakan masyarakat melalui media sosial. Mereka menganggap Susi tak bisa memberi tauladan yang baik bagi bangsa.

"Duh @jokowi_do2 kenapa sih pilih Bu Susi jadi menteri," tulis akun @marioteguhsusanto di Twitter, Senin (27/10). "Masa negara sedang menggembor2kan larangan merokok, malah menterinya ngerokok... ???"

Pakar ilmu kelautan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Muslim Muin, mengatakan, posisi-posisi menteri strategis yang terkait pengembangan kemaritiman dalam Kabinet Kerja Jokowi diisi oleh orang yang tidak tepat. Ngaco mengangkat Susi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Sukses menjadi pengusaha ikan bukan berarti bisa memimpin KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan)," ungkap Muslim kepada Kompas.com, Senin (27/10/2014).

Walaupun dengan segudang penghargaan yang diterima tetapi tetap Karakter bangsa tetap juga penting, apalagi Sistem pendidikan nasional kita sedang gencar-gencarnya menerapkan kurikulum 2013 yang lebih mengedepankan karakter dan moral (Attitude) yang baik.

Akan menjadi pertanyaan banyak pihak , Apakah Sarjana hebat dari Indonesia ini nggak ada yang mumpuni daripada ibu Susi ini ? Ada banyak sekali sarjana Perikanan dan kelautan yang sudah mengenyam pendidikan tinggi diluar negeri dan juga mereka produktif kenapa kalah dengan ibu Susi ?

tentunya kalau dibandingkan secara face to face , antara langit dan bumi. Tetapi kalau sudah bicara Politik, tentunya Siapapun yang jadi Pembantu presiden tentunya yang punya kontribusi dalam proses pencalonan sampai jadi.  Itulah Indonesia, kata beberapa warga....menyindir.

Lantas bagaimana kita sebaga Guru mensikapinya ??
Disaat kita lagi sibuk gencar-gencarnya mendidik peserta didik menjadi cerdas dan bermoral, berkaraktar.....tetapi Pemimpin negeri ini justru kontradiksi memilih pemimpin yang akan membawahi ribuan orang  yang Ambivalen dengan Sistem pencapaian Kurikulum 2013.

Apakah kita sebaiknya bilang "Halah, gak usah mikir kurikulum 2013, toh hasilnya tidak terlalu dipentingkan di negeri ini....."

Saya sebagai pengajar tentunya akan sedih....Disaat kita mencetak peserta didik sampai Brillian, kalah dengan Politik bagi-bagi menteri....

Wallahu 'alam
Semoga Indonesia Kita Tidak Remuk Redam!

0 komentar