Logo Olimpiade OSN 2015 |
Menanggapi pemberitaan mengenai tidak diperbolehkannya 3 Madrasah Ibtidaiyah pada Kabupaten Semarang buat melanjutkan seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat provinsi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang, menteri pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan membagikan penerangan mengenai perjalanan OSN selama ini.
Sebenarnya semenjak awal pelaksanaan OSN pada tahun 2002, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan selalu membuka kesempatan bagi seluruh siswa termasuk siswa madrasah, bahkan terdapat pemenang dari Madrasah. Kemudian, Kementerian kepercayaan mulai menyelenggarakan ajang kompetisi sendiri yaitu Kompetisi Sains Madrasah (KSM). Maka, dalam tahun 2009 disepakati sang Kemenag & Kemdikbud bahwa mulai 2010 anak didik madrasah akan mengikuti jalur KSM sedangkan anak didik sekolah umum mengikuti jalur OSN, celoteh Anies.
Terkait dengan pemberitaan yang terjadi, menteri pendidikan dan kebudayaan menjelaskan bahwa Kemdikbud memang semata-mata melaksanakan kesepakatan bareng kedua kementerian dalam tahun 2009 itu, menjadi akibatnya petunjuk teknis yang dirancang pun konsisten & hanya mencantumkan sekolah umum serta tidak mencantumkan madrasah.
Tetapi mendikbud jua menyatakan bahwa jika Kemenag menghendaki perubahan atas kesepakatan itu, Kemdikbud dalam dasarnya selalu siap kapan pun menerima pergi keikutsertaan anak didik madrasah dalam OSN. Termasuk juga dalam ajang lain misalnya Festival & Lomba Seni murid Nasional (FLS2N) yang Kemenag juga memiliki ajangnya sendiri yaitu Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma). Yang perlu diperhatikan tentu kepentingan murid-anak didik kita seluruh. Di sisi kami tidak terdapat kasus bila OSN terbuka bagi semua. Kapan pun Kemenag ingin mendiskusikan pergi mengenai kepesertaan OSN dan KSM, kami siap, tutup menteri pendidikan dan kebudayaan.
0 komentar