Mengenang Pahlawan bukan hanya Di Pajang

Menjelang hari Pahlawan 10 November, merupakan moment yang tepat untuk bangkit dan sadar bahwa kita ini bangsa yang besar, bahkan pendahulu kita ini berani dengan kesederhanaannya melawan mereka para penjajah dan antek-anteknya dengan menyumbang harta, Nyawa dan kehormatan. 

Mereka para Pahlawan baik yang diakui pemerintah maupun yang tidak terdaftar pemerintah punya satu tujuan yang sama, yaitu Membebaskan keluarganya, bangsanya dari Penjajah tirani yang hanya mementingkan bagaimana cara mengeruk kekayaan alam tetapi bangsa pribumi tetap bodoh dan terbelakang. Dengan caranya yang berbeda-beda mereka berkarya untuk bangkit dari penjajahan.

Para Ulama berjuang dengan ilmunya dan mendidik santri-santrinya untuk menjadi Pejuang kemerdekaan yang dapat membebaskan bangsanya dari penjajah. Kita bisa melihat peran mereka secara nyata sehingga muncul beberapa nama pejuang yang menjadi pahlawan utama negeri ini. 

Sebut saja Mbah Kyiai Sholeh Darat yang mendidik RA Kartini tentang pemahaman islam sehingga beliau bangkit untuk mengemukakan ide-ide Mencerdaskan perempuan dan berdebat dengan kolega2nya di eropa tentang Wanita di Islam dan Wanita di eropa lebih mulia Wanita dalam pandang islam. 

HOS Cokoraminoto yang mendidik Soekarno, RM Kartosuwiryo menjadi Pejuang yang berusaha membebaskan Bangsanya dari Penjajah. terlepas dari konflik politik diantara keduanya, tetapi tetap mereka juga adalah Pejuang kemerdekaan yang jasanya tidaklah sedikit.

Para Jurnalis yang berusaha membuat opini-opini menyerang pemikiran penjajah yang membodohkan rakyat indonesia juga mempunyai peranan besar dalam mencetak generasi muda yang kritis menggunakan media sebagai kritik sosial dan politik sehingga menyadarkan rakyat pada waktu itu untuk melawan. Sebut saja ada H Agus Salim , Buya Hamka, dan sebagainya yang berjuang dengan tulisan.


Para Pejuang yang membentuk divisi-divisi perlawanan menggunakan senjata juga mempunyai peranan sangat penting dalam mengusir penjajah.kesemuanya itu juga yang menjadikan Penjajah menderita kerugian yang perkepanjangan.

Tetapi kita lihat sekarang, bagaimana kita mewarisi perjuangan mereka yang sangat-sangat besar untuk bangasa ini ? apakah sesuai dengan cita-cita dan harapan mereka para pahlawan ??

Kita hanya melihat Pahlawan di ruangan kelas , dan hanya dikaji ketika hari-hari pahlawan saja, tetapi kita jarang sekali mengkaji bagaimana proses mereka berjuang , kondisnya bagaimana dan dalam kondisi seperti apa. Kita hanya mengganggap Pahlawan kita hanya layak dihormati hanya dengan di pajang.

Peran serta Guru sangat penting untuk memahamkan bagaimana Para pahlawan kita ini dulu berjuang dengan susah payah dengan redaksi yang elegan , dan tidak membosankan. Saya Mengutip seorang tokoh besar : "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati dan meneruskan Cita-cita Pahlawan"

Akankah kita meneruskan cita-cita mereka, yang sudah bersusah payah berjuang, dan kita sebagai penikmat hasil perjuangan ini malah justru Merusaknya ??

Semua tergantung diri kita !





0 komentar