Ujung dari Sebuah Kebohongan

Berbincang dengan orang yang lebih dewasa, sering kali membuat kita belajar banyak hal tentang kehidupan. Memang benar kata orang bijak, orang yang lebih berumur otomatis lebih banyak mengenyam asam garam kehidupan, meskipun cara mereka mensikapi persoalan ada juga yang tidak patut ditiru, tentu harus kita kembalikan kepada kaidah benar-salah yang sesungguhnya. Kalau saya sebagai seorang muslim, tentu saya kembalikan kepada "Bagaimana aturan agama saya tentang hal tersebut".
Beberapa waktu lalu saat berbincang dengan teman kuliah saya, saya jadi belajar satu hal tentang " Ujung dari sebuah kebohongan".
Meskipun kami teman kuliah, jangan bayangkan kalau beliau masih muda belia. Usia beliau sekarang sudah lebih dari 60 tahun. Lho kakek-kakek usia 60-an tahun kok masih kuliah? Bisa dibilang beliau adalah salah satu korban UU Sisdiknas yang mengharuskan seorang pendidik harus memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1.
Saat itu kami sedang duduk-duduk di beranda ruang kuliah, sambil menunggu jam perkuliahan dimulai. Kami berbincang-bincang tentang latar belakang masing-masing, sekedar mengakrabkan diri.Diantara perbincangan tersebut beliau berkata: " Saya ini sebenarnya sudah males mikir yang berat-berat mbak ..., Bapak ini kan seharusnya sudah pensiun. Dulu itu waktu pengangkatan(menjadi PNS), umurnya di-muda-kan." Maunya sih supaya tidak cepat pensiun, tapi malah jadi susah sendiri sekarang .... Harusnya kan Bapak bisa santai di rumah, menimang cucu saja...." .
Jadi kasihan melihat si Bapak....
Dari cerita beliau ada satu hal yang saya catat....
" Kisah beliau merupakan salah satu  bukti, bahwa kebohongan pada akhirnya akan berujung pada penyesalan"
Wah semoga apa yang beliau alami bisa menjadi pelajaran bagi saya pribadi, supaya ke depan jangan memilih kebohongan sebagai jalan pintas atas masalah yang saya hadapi. Amiin...

1 komentar: