Minat Bachtiar Duma'is Laksana dalam dunia militer membuatnya ingin memberikan kontribusi nyata bagi dunia kemiliteran Indonesia. Namun, bukannya mendaftar Akademi Militer (Akmil), beliau malah menghabiskan sebagian besar masa studinya untuk menggeluti elektronika hingga melahirkan War-V1, Sweeper Tank kendali jarak jauh.
Meski masih dalam proses penyempurnaan, mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITS ini yakin karyanya telah 90 persen selesai. "Dua minggu lagi, apabila sudah siap, War-V1 akan saya bawa ke ITS. Karena dari pihak ITS sendiri ungkapnya sudah menyediakan tempat," ungkapnya saat ditemui ITS Online Selasa (9/2) lalu.
Meski masih dalam proses penyempurnaan, mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITS ini yakin karyanya telah 90 persen selesai. "Dua minggu lagi, apabila sudah siap, War-V1 akan saya bawa ke ITS. Karena dari pihak ITS sendiri ungkapnya sudah menyediakan tempat," ungkapnya saat ditemui ITS Online Selasa (9/2) lalu.
War-V1, Sweeper Tank |
Bachtiar mengatakan Tank yang kini dia gunakan sebagai judul Tugas Akhir (TA) itu sudah dirintis sejak 2,5 tahun silam. "Awalnya ini hanyalah proyek pribadi dari perusahaan saya, BDL Tech. Lalu saat mendiskusikan judul tugas akhir dengan dosen pembimbing, dia mengusulkan untuk menggunakan proyek tersebut," ungkap pria kelahiran Balikpapan ini.
Selama ini, seluruh biaya yang ia keluarkan murni berasal dari dompet pribadi. Bachtiar pun berharap proyeknya mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Menurutnya, Indonesia mempunyai potensi untuk membuat tank sendiri. "Fasilitasi saja kami. Kami akan buatkan tank yang jauh lebih hebat dari yang anda harapkan," ucapnya meyakinkan.
Proyeknya ini juga dikabarkan sudah didaftarkan ke Direktorat Jenderal DIKTI (dirjen Dikti) dengan mengatasnamakan ITS. "Semoga saja jika proyek ini rampung, dana dari Dikti akan segera menyusul," ucap laki-laki kelahiran 5 November 1992 ini. Beliau juga menegaskan apabila dana dikti ini benar-benar turun serta mengganti keseluruhan biaya yang beliau keluarkan, dengan senang hati bachtiar akan memberikan karyanya kepada ITS sebagai tanda jasa.
Menurut Bachtiar, banyak sekali ide-ide dari anak ITS yang akan menakjubkan bila direalisasikan. Tetapi, dana penelitian cenderung baru diberikan apabila proyeknya sudah sukses. "karenanya, bila kita tidak mau berkiprah secara mandiri, maka ide tetaplah sebagai ide," tutupnya seraya memberi pesan kepada mahasiswa lain.
Sumber : https://www.its.ac.id/berita/16063/en
Selama ini, seluruh biaya yang ia keluarkan murni berasal dari dompet pribadi. Bachtiar pun berharap proyeknya mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Menurutnya, Indonesia mempunyai potensi untuk membuat tank sendiri. "Fasilitasi saja kami. Kami akan buatkan tank yang jauh lebih hebat dari yang anda harapkan," ucapnya meyakinkan.
Proyeknya ini juga dikabarkan sudah didaftarkan ke Direktorat Jenderal DIKTI (dirjen Dikti) dengan mengatasnamakan ITS. "Semoga saja jika proyek ini rampung, dana dari Dikti akan segera menyusul," ucap laki-laki kelahiran 5 November 1992 ini. Beliau juga menegaskan apabila dana dikti ini benar-benar turun serta mengganti keseluruhan biaya yang beliau keluarkan, dengan senang hati bachtiar akan memberikan karyanya kepada ITS sebagai tanda jasa.
Menurut Bachtiar, banyak sekali ide-ide dari anak ITS yang akan menakjubkan bila direalisasikan. Tetapi, dana penelitian cenderung baru diberikan apabila proyeknya sudah sukses. "karenanya, bila kita tidak mau berkiprah secara mandiri, maka ide tetaplah sebagai ide," tutupnya seraya memberi pesan kepada mahasiswa lain.
Sumber : https://www.its.ac.id/berita/16063/en
0 komentar